Minggu, 06 April 2014

thyara: Selamat Ulang Tahun Untukmu, Yang Aku pun Tak Tahu...

thyara: Selamat Ulang Tahun Untukmu, Yang Aku pun Tak Tahu...: Selamat Ulang Tahun Untukmu, Yang Aku pun Tak Tahu Siapa Lilin kecil menyala di sini Ku redupkan kembali lagi Ku panjatkan doa syukur ba...
Selamat Ulang Tahun Untukmu, Yang Aku pun Tak Tahu Siapa

Lilin kecil menyala di sini
Ku redupkan kembali lagi
Ku panjatkan doa syukur bagimu
Ku ingat hari ini ultahmu

Usiamu semakin dewasa
Dimasa remaja yang ceria
Bunga-bunga di taman hatimu
Yang tumbuhindah wangi kasih
Hanya ku persemvahkan untukmu

Selamat Ulang athun ku ucapkan
Sambutlah hari indah bahagia
Selamat ulang tahun untuk kamu
Panjang umur di dalam hidupmu
Terimalah kadoku buat kamu
Yangkupersembahkan lewat laguku ini

#HappyBirthdayToYou :) #ASBR

Rabu, 05 Juni 2013

The Love Express



The Love Express

“Tha, cariin cowo donk. Aku bosen nih jomblo mulu” Pintaku pada Itha, sahabatku.
“Baru juga kemaren putus sama Krishna, masak sekarang minta aku cariin cowo sih. Introspeksi dulu kek” Jawab Itha.
“Iihh kamu kok kayak ibu-ibu sih. Pake nyuruh aku instrospeksi segala”
“Hehehe. Kidding say J. Iya deh ntar aku bantuin cariin cowo”
“Bener Tha??” Tanyaku begitu serius.
“Iya” Sambil membentuk tanda suer di tangannya.
            Itha adalah sahabatku sejak kelas 1 SMA. Sekarang aku dan Itha sudah kelas 2 SMA, berarti persahabatanku dengannya udah menginjak waktu 1 tahun. Itha adalah teman yang baik. Ya walau kadang-kadang nyebelin juga sih. Hehe. Tapi itu kan wajar. Karena di dunia ini ga ada yang bisa berjalan dengan lancar seperti di jalan tol. Selalu saja ada hambatan ataupun rintangan.
            Setiap malam aku selalu berdoa kepada Tuhan agar dikirimkan seorang cowo yang baik. Yang pengertian dan tulus sayang sama aku. Aku udah bosan seperti ini. Main-main dengan cinta. Selalu saja aku yang disakitin cowo. Tuhan, apa salahku? Tapi walaupun begitu aku harus tetap semangat. Hidup ini perjuangan. Aku ga boleh putus asa hanya gara-gara masalah cinta. Masih banyak teman dan sahabat yang mau mengerti aku. Iya, aku harus semangat. Begitulah aku setiap hari. Mencoba menyemangati diri aku sendiri. Kalau bukan aku, siapa lagi?
“Arie, aku udah ada target nih” Kata Itha membuka pembicaraan di kelas. Sudah bisa ditebak, kami memang satu tempat duduk. Alis duduk bareng.
“Target apa Tha?” Tanyaku tidak mengerti.
“Masak kamu lupa sih? Kemarin kamu minta aku ngelakuin apa?” Itha balik nanya sama aku.
“Oh itu. Nyariin cowok buat aku kan?” Jawabku sambil nyengir
“Eh, tapi beneran Tha kamu udah nemuin cowo buat aku? Kok cepet?” Tanyaku begitu penasaran pada Itha.
“Iya. Kemaren malam ga sengaja ada nomor nyasar di hapeku. Sempet sih kita sms-an bentar. Dia bilang dia jomblo. Iya udah aku bilang aja kalau teman aku ada yang jomblo. Dan dia juga mau kenalan sama kamu. Kalau ga salah namanya Satya. Aku udah suruh dia buat sms kamu kok” Jelas Itha panjang lebar.
“Wah, beneran Tha? Orangnya gimana? Ganteng ga? Terus sekolah dimana? Udah kelas berapa? Dia darimana?” Tanyaku begitu bersemangat
“Aduuhh, nanyanya satu-satu donk. Aku mana bisa jawab”
“Hehehe. Maaf Tha. Aku begitu excited banget”
“Tapi maaf Rie, aku juga ga tau orangnya gimana. Ganteng atau ga. Sekolah dimana. Kelas berapa. Dia darimana. Aku ga bisa jawab semua pertanyaan kamu. Karena aku ga tahu. Baru juga kemaren malam kita kenalnya”
“Iyaaahhh” Jawabku lemas
“Hmmm, tapi kayaknya itu tugas kamu deh. Kamu harus cari tahu siapa dia. Ok girl? Good luck iya? Semangaaatttt!!!!” Itha menyemangatiku
“Siiippp booozzzz”
            Pulang sekolah aku begitu senang. Berharap cowok yang dimaksud Itha sms aku. Kita kenalan, terus jadian deh. Hahaha. Senangnya. Selamat tinggal status jombloku. Itha, thanks. Kamu emang sahabat yang baik. Beribu-ribu thanks deh buat kamu. Saat malam datang, tiba-tiba hapeku berdering tanda sms masuk. Aku segera membukanya dan berharap itu sms dari Satya. Dan benar! Satu nomor baru masuk di hapeku ‘Hi, ini benar temannya Itha kan? Namanya Arie’. ‘Iya. Ini siapa?’. ‘Ini aku Satya temannya Itha’. Dan semenjak sms malam itu, kita jadi sering smsan. Aku dan Satya makin dekat. Aku pun berniat menceritakan semua ini pada Itha. Aku berharap Satya adalah cowok yang baik. Cowok yang tulus sayang sama aku. Keesokan paginya aku cerita pada Itha.
“Tha, kemarin Satya sms aku lho!” Kataku pada Itha membuka pembicaraan.
“Wah, benarkah? Gimana, udah tau siapa dia? Maksudnya identitasnya gitu”
“Udah donk. Dia bilang dia sekolah di SMA 4 kelas XII. Dia juga udah ngirim foto. Nih orangnya” Sambil aku memperlihatkan foto Satya pada Itha.
“Ganteng Rie! Beneran deh. Wah, hebat temanku dapat cowok ganteng. Nyesel aku ngasih dia ke kamu. Kenapa ga aku aja ya. Dan kenapa aku mesti punya pacar saat ini”
“Ihhh kamu kok gitu sih? Ga seneng ya aku dapat gebetan baru?” Tanyaku pada Itha yang terlihat menyesal mengenalkan Satya padaku.
“Hahahaha. Bercanda say. Aku senang banget kok. Mudah-mudahan aja pilihan aku tepat”
“Huft, kamu membuat aku takut tau!”
“Hehehe. Sorry say J
“Aduuhh, aku tu seneng baget tahu. Secara SMA 4 itu kan tempatnya orang-orang pinter. Kira-kira Satya pinter ga iya?”
“Mana aku tahu Rie. Kalau dia pinter kenapa? Kalau ga pinter kenapa?”
“Ga sih pingin tahu aja. Kalau pinter, aku takut dia ngatur-ngatur aku. Orang pinter kan cerewet. Kalau ga, berarti sama-sama bego dunk! Hahaha”
“Ada-ada aja deh!”
            Seperti biasa tiap malam aku selalu menjalankan ritual yang sekarang sudah menjadi kebiasaanku. Yup, sms-an sama Satya. Kira-kira hampir 3 minggu sudah Satya menemani hari-hariku. Dia mulai menunjukkan perhatiannya ke aku. Nanya udah makan belom. Lagi dimana. Lagi ngapain. Urgh, pokoknya seneng bisa diperhatiin sama Satya. Hingga pada suatu hari, di dalam smsnya, Satya mengungkapkan perasaannya ke aku. Dia bilang dia suka aku. Wah, aku semakin dibuat melayang oleh Satya. Aku pun menceritakan ini pada Itha. Itha senang banget mendengarnya. Tapi sayangnya walaupun Satya udah bilang perasaannya ke aku,tapi dia ga  nembak aku. Gimana donk? Masak iya aku yang nembak dia? Tengsin donk! Aku kan cewek. Pokoknya aku bakalan nunggu sampai Satya nembak aku.
            Makin hari hubungan aku sama Satya semakin dekat. Walaupun kami tidak pacaran, tapi kami menikmati hubungan kami kok. Aku dan Satya mungkin bisa dibilang ‘HTS or TTM’. Terserah kalian aja deh menyimpulkannya seperti apa. Dan satu hal yang pasti, aku sayang Satya. Aku ga berhenti berdoa semoga Satya adalah cowok yang baik. Yes, I hope.
            Belum puas aku menikmati kebahagiaanku bersama Satya, tiba-tiba cowok itu menghilang. Iya, Satya menghilang! 3 minggu terakhir ini dia sama sekali ga ada kabar. Aku sms ga dibalas. Di telfon, ga pernah diangkat. Apa mungkin dia sibuk belajar untuk mempersiapkan UN? Tapi setidaknya dia kan harus bilang ke aku. Kalau memang dia ga ingin diganggu, ok aku ga bakalan ganggu. Bukan malah menghilang seperti ini. Satya, kamu dimana?
            Sempat terpikir olehku kalau Satya selingkuh. Hubungan kami kan cuma HTS, jadi diantara kami tidak ada ikatan yang sah. So, ini berarti dia bebas ngelakuin apa aja di belakangku. Tapi aku ga rela Satya punya cewek lain. Aku benar-benar sayang sama Satya. Tuhan jangan biarkan ini terjadi.
Sekarang, genap 1 bulan sudah Satya menghilang dari aku. Dia benar-benar hilang ditelan bumi. Aku benar-benar ga tahu bagaimana keadaannya sekarang. Hingga pada suatu hari, temanku Bella melihatnya di salah satu supermarket bersama teman-temannya.
“Arie, waktu ini aku sempat lihat cowok mirip Satya. Bukan mirip sih, tapi kayaknya memang beneran Satya. Wajahnya persis sama seperti yang ada hapemu” Kata Bella memberitahuku.
“Kamu lihat dimana Bell?”
“Aku lihat di supermarket. Dia lagi sama teman-temannya. Teman-temannya cowok kok. Tapi kelihatannya teman-temannya itu udah dewasa. Bukan seperti anak SMA. Udah kayak anak kuliahan gitu”
“Kapan?”
“3 hari yang lalu. Waktu itu kebetulan aku nganterin mamaku beli perabotan dapur”
“Thanks iya Bell atas infonya”
“Iya. Tapi kamu jangan murung gitu donk. Coba sekarang telfon Satya. Benar atau ga 3 hari yang lalu dia jalan ama teman-temannya”
“Iya nanti aku coba tanyain Satya. Aku ke kelas duluan iya Bell”
“Iya. Aku mau habisin bakso dulu. Hehe.”
            Di kelas aku kepikiran Satya. Di pikiranku hanya ada Satya, Satya dan Satya. Aku ingat akan perkataan Bella. Kayak anak kuliah? Masak sih ga bisa bedain antara anak kelas 3 SMA dengan anak kuliah? Tapi emang sulit sih ngebedainnya. Aduuhh, pusiiiinnggg mikirin hal ini.
“Tha, kamu ada di sms Satya ga?” Tanyaku iseng pada Itha.
“Ga ada Rie. Gimana, Satya belum ada kabar juga?”
“Belum”
“Iya udah sabar aja”
Malamnya aku kembali menelfon Satya. Tapi tetap saja, dia ga pernah mau angkat telfonnya. Coba pakek privat number, hasilnya sama-sama nihil. Apa sih maksudnya dia bikin aku kayak gini. Keesokan paginya di sekolah, ada berita yang amat sangat membuat aku terkejut.
“Bell, ceritain yang sebenarnya ke Arie” Pinta Itha pada Bella.
“Cerita apa sih? Kayaknya serius banget. Cerita donk aku udah ga sabaran nih” tanyaku pada mereka berdua
“Begini Rie” Kata Bella membuka pembicaraan
“Sebenarnya, Satya itu bukan sekolah di SMA 4. Sebenarnya dia udah kuliah ambil jurusan ekonomi di Unud. Kalau ga salah semester 4. Dan dia juga alumni SMA 1 Gyr. Jadi kesimpulannya selama ini Satya udah boongin kamu. Boongin kita semua”
“Dari mana kamu tahu?” Tanyaku begitu penasaran pada Bella
“Aku punya kakak yang kuliah di FE Unud. Iseng aku nyuruh kakakku untuk sms Satya. Aku kasih nomor Satya ke kakakku. Aku bilang kalau nomor itu udah neror aku biar kakakku percaya”
“Terus?”
“Terus besoknya kakakku ke rumah aku dan jelasin semuanya. Satya juga teman kakakku kok. Disitu aku jujur sama kakakku tentang Satya. Satya bukan neror aku. Tapi dia sms kamu. Kakakku ngerti dan nyuruh aku buat ngasih tahu kamu”
“Wow. Very very interesting!! It’s amazing! Satya is the best liar! Dia memang artis yang pinter banget memainkan perannya. Salut aku sama dia”
“Arie sabar. Ambil hikmahnya saja” Kata Itha mencoba menasehatiku.
“Awalnya aku ga mau bilang ini ke kamu. Tapi demi kebaikanmu, akhirnya aku memutuskan untuk bilang ke kamu. Biar kamu ga terlanjur sayang sama dia” Tambah Bella lagi.
“Aku berterimakasih banget sama kamu Bell. Coba kalau kamu ga bilang, mungkin saat ini aku masih menunggu kabar dari cowok brengsek itu. Satya, benar-benar ga nyangka aku sama dia. Ini kejutan yang ga pernah aku lupakan seumur hidupku”
“Iya Rie. Aku minta maaf ya. Aku ga ada maksud buat kamu sakit hati. Aku ngelakuin ini karena aku peduli sama kamu” kata Bella yang merasa bersalah padaku
“Bell, yang buat aku sakit hati tu Satya. Bukan kamu. Udah kamu tenang aja. Senyum donk biar aku ngga merasa bersalah sama kamu”
“Hehehe. Iya deh. Nih aku senyum sekarang J
“Sekarang aku akan tutup rapat-rapat kisahku tentang si pembohong itu. Akan aku jadikan pelajaran dalam hidupku. Aku akan instrospeksi dulu. Dan mungkin ke depannya aku memutuskan untuk ngga pacaran dulu”
“Kalau menurutmu itu yang terbaik untuk kamu, kita pasti dukung kok. Kalau kamu butuh teman curhat, jangan lupa, kita masih setia di sampingmu. Okay say J??” kata Itha padaku
Kami bertiga pun berpelukan. Tuhan, terimakasih engkau telah menunjukkan siapa Satya sebenarnya. Sekarang aku sadar, segala sesuatu yang dilakukan dengan cepat atau kilat, akan berdampak buruk ke depannya. Semuanya harus di pikir matang-matang. Dan satu hal lagi, tidak ada yang instan di dunia ini. Semuanya butuh proses. Because life is process.


                                                                                                       By : Thyra Cidaha ^.^

Rabu, 08 Juni 2011

My Prince "Rangga Moela"

MTGW!

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan  Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu.  Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Kamis, 04 November 2010

Mutiara

Cinta yang sesungguhnya mengajarkan seluruh sendi kemanusiaan untuk lebih bisa memahami ketimbang dipahami, lebih bisa menerima daripada menolak sehingga cinta tak terkungkung dalam rasa takut kehilangan dan tak dihantui rasa untuk terus menerus memiliki dan dimiliki.

By : Tira Ci~Da~Ha ^_^